Kilometer.co.id Jakarta Ditengah kongres Jaringan Komunitas Kristen untuk Penanggulan Risiko Bencana (Jakomkris PB) menggelar komfrens, serta memberikan rillis Kamis 10/10/19 dalam keterangan pers tersebut menerangkan bahwa hingga Agustus 2019, Indonesia telah mengalami 2,423 bencana yang sebagian besar (98,8%) merupakan bencana karena fenomena iklim. Jutaan orang terdampak oleh serangkaian bencana itu termasuk 2,2 juta orang mengungsi. Lebih dari 37,700 rumah rusak belum lagi 802 fasilitas pendidikan, 499 tempat peribadatan dan 166 fasilitas kesehatan yang rusak karena bencana.
Paparan tentang profil bencana 2019 dari BNPB tersebut mengawali pertemuan pimpinan berbagai gereja dan lembaga pelayanan Kristen di Grha Oikumene PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia) yang tergabung dalam Jaringan Komunitas Kristen untuk Penanggulangan Risiko Bencana atau disingkat dengan Jakomkris PB. Jakomkris-PB didirikan oleh lebih dari 30 gereja dan lembaga layanan dan berfokus pada penguatan peran gereja dan lembaga layanan Kristen dalam upaya penanggulangan dan pengurangan risiko bencana di Indonesia.
Memasuki usia tiga tahun, Jakomkris menyelenggarakan Kongres Nasional Kedua dengan menghadirkan sejumlah narasumber dari Direktorat Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Pengurus Humanitarian Forum Indonesia (HFI) dan Jaringan Kerja Lembaga Pelayanan Kristen (JKLPK) dalam sesi panel. Selain itu, pengalaman gereja-gereja di Tanah Karo, di Lampung dan di Nusa Tenggara Timur dalam menangani bencana erupsi Gn Sinabung, gempa dan tsunami Lampung dan kekeringan serta bencana social di wilayah NTT menjadi refleksi praktik baik sekaligus pembelajaran untuk memetakan peran strategis gereja-gereja dan lembaga-lembaga Kristen dalam penanggulangan bencana di Indonesia ke depan.
Dalam ibadah pembukaan yang berlangsung pada Selasa (8/10), Ketua Pengarah Jakomkris PB Pdt Agustinus Purba menyatakan harapannya agar lembaga ini menjadi rumah bersama berbagai anasir Kristen, untuk mengekspresikan panggilan mereka dalam membantu masyarakat yang terkena bencana. Selain itu, kehadiran Jakomkris PB, yang didukung oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia ini, diharapkan membantu meningkatkan kapasitas gereja dalam melakukan respon bencana dan upaya-upaya pengurangan risiko bencana termasuk kapasitas dalam berkoordinasi.
Dengan demikian diharapkan semakin menguatkan peran umat Kristen melalui gereja dan lembaga-lembaganya di dalam mewujudkan kehidupan masyarakat dan bangsa yang tangguh menghadapi ancaman bencana sebagaimana diatur didalam UU 24/2007, dan pada aras global kerja pelayanan yang dilakukan akan sejalan dengan Kerangka Kerja Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana 2015-2030.
Hasil Kongres Nasional Kedua ini adalah terbentuknya pengurus Jakomkris periode 2019-2022 dan prioritas kerja 3 tahun ke depan yaitu peningkatan kapasitas gereja-gereja dan lembaga pelayanan Kristen dalam penanggulangan bencana, peningkatan kerja sama dan jejaring antar anggota dan dengan stakeholder strategis termasuk pemerintah, sekolah teologia dan akademisi, pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan termasuk penguatan peran relawan muda di jaringan gereja. Salah satu agenda terdekat Jakomkris adalah mendorong anggota-anggotanya untuk berpartisipasi dalam Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional yang akan diselenggarakan Pemerintah Indonesia di Bangka Belitung 11-13 Oktober 2019.