Jakarta, kilometer.co.id- Enam puluh satu tahun sudah Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (FH-UKI) hadir di tengah bangsa Indonesia. Tepat 15 Oktober 1958 silam, fakultas ini lahir dan ikut mengukir sejarah perjalanan bangsa Indonesia, khususnya di dunia pendidikan.
Di usia yang tak lagi muda ini FH-UKI terus berkembang menjadi fakultas hukum terbaik di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan lebih dari 6 ribu alumni yang berkiprah di lembaga pemerintahan, legislatif, swasta maupun sebagai profesional.
“Di usianya yang ke-61 tahun, tepatnya pada tanggal 15 Oktober 2019, FH-UKI telah memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai institusi pendidikan tingi melalui tugas dan fungsinya di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi, termasuk melalui sejumlah alumni yang saat ini lebih dari 6 ribu orang,” jelas Dekan Fakultas Hukum UKI, Hulman Panjaitan SH., MH, ketika memberi kata sambutan di perayaan Dies Natalis ke-61 FH-UKI, yang berlangsung di kampus UKI, Jakarta Timur, Jumat pagi (11/10/2019).
Sebagai salah satu fakultas hukum tertua di Indonesia, Hulman menambahkan, FH-UKI boleh bersyukur atas kerja keras yang telah ditunjukan oleh segenap civitas akademikanya karena berhasil meraih akreditasi “A”, sehingga berhasil mendongkrak Fakultas Hukum UKI ke posisi 28 nasional.
“Dan peringkat 8 di Lembaga Layanan DIKTI Wilayah III Jakarta sebagai Program Studi unggulan yang ikut berkompetisi pada tahun 2015,” tambah Hulman.
Terkait sejarah perjalanan bangsa Indonesia yang terus mengalami dinamika, UKI terus berupaya konsisten menggaungkan dan melestarikan nilai-nilai Pancasila di dalam sendi kehidupan berkampusnya. Praktik itu juga terapkan di dalam kurikulum dan sistem pendidikan dari FH-UKI.
“Fakultas Hukum telah menetapkan Visi dan Misinya, ‘Menjadi program studi Ilmu Hukum unggulan di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di Kawasan Asia yang peka dan antisipasif terhadap perubahan dalam era globalisasi sesuai nilai-nilai Kristiani dan Pancasila pada tahun 2034’,” ucapnya.
Menghormati Perbedaan
Pada perayaan Dies Natalis yang digelar sejak Jumat pagi, FH-UKI mengedepankan semangat keberagaman budaya nusantara yang ditunjukkan melalui busana nusantara yang dikenakan oleh para pengajar, staf dan mahasiswanya. Hulman Panjaitan hadir dengan mengenakan pakaian adat khas Jawa Tengah. Sementara itu, para staf maupun mahasiswa nampak mengenakan busana khas Batak, Kalimantan, maupun Papua.
Semangat keberagaman itu ditegaskan oleh Dr. Augstin Teras Narang SH, yang mengatakan bahwa sudah sejak dulu kampus UKI menerapkan ajaran untuk menghormati perbedaan. Dia lalu menceritakan pengalaman masa perkuliahannya. Walau didominasi oleh mahasiswa asal Sumatera Utara, Maluku dan Sulawesi, menurut Teras lingkungan di FH-UKI amat menghargai keberadaan para mahasiswa yang berasal dari daerah lain yang jumlahnya lebih sedikit. Seperti halnya Teras, yang merupakan putera asli Kalimantan.
Ketika menjabat sebagai Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FH-UKI, Teras juga berkesempatan untuk maju mencalonkan diri sebagai Ketua Senat Mahasiswa. Dari 25 pemegang suara yang mewakili tiap tingkat, ternyata 18 di antaranya sepakat untuk memilih Teras sebagai pucuk pimpinan Senat Mahasiswa. Padahal mayoritas pendukungnya bukanlah mahasiswa yang berasal dari Kalimantan.
Teras Narang kemudian menceritakan perjalanan karirnya sebagai advokat, legislator dan Gubernur. Teras berkata bahwa UKI menjadi tempat menimba ilmu yang tidak hanya mengajarkan soal perkuliahan, namun ikut membentuk karakter para mahasiswanya untuk cinta terhadap almamater maupun negara.
“Saya delapan belas tahun jadi pengacara, di legislatif enam setengah tahun, kemudian menjadi Gubernur selama sepuluh tahun. Ini semua bagian dari ‘DPR’. Tahu apa itu DPR? Di Bawah Pohon Rindang! Nah di situlah (belajar) kita untuk mencintai almamater kita, kemudian cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kenang Direktur Pusat Kajian Otonomi Daerah UKI, ini.
Luncurkan Buku
Perayaan Dies Natalis ke-61 FH-UKI juga diisi dengan peluncuran buku ’61 Tahun Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia, Lentera di Ujung Terowongan’, yang ditulis oleh seorang dosen unggulan FH-UKI Dr. Petrus Irwan Panjaitan SH., MH. Di buku ini Petrus mengupas kiprah Fakultas Hukum UKI, juga sudut pandang masyarakat atas kehadiran dan peran para alumni dari FH-UKI.
Peluncuran ditandai dengan pembukaan tirai yang dilakukan Hulman Panjaitan dengan didampingi oleh Petrus Panjaitan, disambut tepuk tangan antusias dari para hadirin. Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan buku Lentera di Terowongan kepada perwakilan Yayasan UKI, Wakil Rektor Bidang akademik UKI Dr. Wilson Rajagukguk, serta kepada perwakilan keluarga dari para mantan Dekan Fakultas Hukum UKI dari masa ke masa.
Pada Dies Natalis kali ini, FH-UKI ikut mempublikasikan Karya Ilmiah dari sejumlah staf pengajarnya. Mereka adalah Dr. Dhaniswara K. Harjono, SH., MH., MBA; Hulman Panjaitan, SH., MH; Dr. Teras. A. Narang, SH; Dr. Wiwik Sri Widiarty, SH., MH; Dr. Petrus. I. Panjaitan, SH., MH; Dr. Binoto Nadapdap, SH., MH; Dr. A. Ridwan Halim, SH., MH; S.R. Sianturi, SH; Djaren Saragih, SH; serta karya dari pakar hukum kenamaan Indonesia Prof. Drs. C.S.T. Kansil, SH.