Bekasi kilometer Hari Santri Nasional ditetapkan tanggal 22 Oktober mengacu pada peristiwa yang terjadi pada 22 Oktober 1945 ketika itu, KH Hasyim Asy’ari yang menjabat sebagai Rais Akbar PBNU menetapkan fatwa dalam melawan kolonial di Surabaya yang disebut sebagai Resolusi Jihad. Penetapan Hari Santri Nasional digagas oleh presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden (Kepres) No.22 tahun 2015.
Menurut DR. KH. Mulyadi Efendi MA Pimpinan Pondok Pesantren Fathimiyah, Jati Ranggon, Kota Bekasi, peran santri bukan hanya saat memperjuangkan/mempertahankan kemerdekaan Indonesia melainkan juga dalam bidang pendidikan. “Pondok Pesantren turut aktip untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan pendidikan”ungkap ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren kamis, 28 Oktober 2021. Sebagai informasi Pondok Pesantren Fathimiyah menjadi tuan rumah launching Bakti Sosial Lintas Agama, kamis 28 Oktober 2021 yang di selenggarakan oleh kantor kementerian Agama kota Bekasi. Baksos lintas agana ini meliputi, Vaksinasi, pengobatan gratis dan santunan.
KH. Mulyadi berharap launching baksos lintas agama ini bukan sekedar eforia saja melainkan terus dilanjutkan, tetap sinergi dalam rangka membangun kota khususnya dan bangsa ini. Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang sudah teruji tetap saling menghormati, menghargai perbedaan agama dan keyakinan kita adalah bangsa Indonesia ungkapnya. Lebih lanjut Kyai Mul berharap pemerintah kota hingga pusat bisa terus merawat kegiatan lintas agama, bukan hanya sekedar lipstik semata. Pesantren tetap terus bersama dan bersinergi. “Jangan sampai kita di ninabobokan dengan hari santri yang merupakan hadiah dari negara kepada pesantren, saya percaya pesantren tetap menjaga Muruah kehormatan sebagai lembaga pendidikan yang memberi masukan, nasehat kepada pemimpin negara, pemimpin wilayah” tutur Kyai Mulyadi.
Di sela-sela acara kepala kemenag kota Bekasi H. Sobirin, S.Ag, M.Si mengungkapkan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk merawat kerjasama dan kebersamaan lintas agama dalam kegiatan sosial masyarakat. “Alhamdulilah, kondisi kerukunan umat beragama dikota Bekasi dapat terjaga baik hingga kini”. Lebih lanjut kepala kemenag menjelaskan bahwa dalam 10 tahun terakhir menurut pengamatan dan laporan yang ada sudah tidak ada lagi peristiwa yang mengganggu kerukunan antar umat beragama di Bekasi. “Kota Bekasi yang sudah harmoni ini harus terus dipupuk dan dirawat, sehingga mendatangkan manfaat bagi semua” katanya.
Senada dengan kepala Kemenag kota Bekasi, Pdt. Djajang Buntoro, M.Th, salah satu tokoh agama yang menjadi panitia saat diminta komentarnya mengatakan kegiatan baksos lintas agama ini menjadi momentum semakin mempererat hubungan sosial lintas agama. “Kerukunan antar umat agama dapat terjaga membutuhkan peran seluruh pihak, mulai dari pimpinan kota dan jajarannya, tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan dan umat beragama” cetusnya.
Menurut informasi yang berhasil di himpun, bahwa kegiatan ini melibatkan seluruh tokoh agama di kota Bekasi. Kemenag kota Bekasi bersama kepanitian lintas agama didukung oleh pimpinan kota.
Hadir dalam kegiatan ini, pimpinan cabang (PC) Nahdatul Ulama, Pimpinan Wilayah Muhamadyah, Majelis Ulama Indonesia, tokoh-tokoh agama, Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dan lainnya.
Santunan diberikan kepada pesantren Al Inayah, Ar Rohmah, Fatimiyah, Nurul Jihad FC.
Launching dilakukan oleh wakil Walikota Bekasi DR. H. Tri Adhianto Tjahjono yang mewakili walikota Bekasi.