Jakarta. kilometer Ibadah usacapan syukur atas bertambahnya usia bagi Ida Rosida dilaksanakan bersama mahasiswa teologia dan segenap civitas akademika STT Agathos Jakarta Senin 11 -10-2021 di bilangan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Ida Rosida isteri dari Rev. Louis Pakaila yang juga ketua umum PMKIT nampak terharu bahkan menetaskan airmata ketika didaulat maju ke depan untuk mengucapkan rasa terimakasihnya kepada semua yang hadir baik secara langsung maupun melalui zoom.
“Awalnya tidak menyangka kalau ulang tahun saya tahun ini ternyata sangat berkesan, dari pagi jam 01.00 WIB pagi anak-anak dari Bandung datang langsung untuk memberikan kejutan mengucapkan selamat ulang tahun serta mendoakannya, padahal saya tidak berpikir kalau akan mendapatk kejutan apalagi saat pandemic ini’, saksinya terharu.
Idapun mengaku tambah mendapatkan kehormatan tersendiri ketika dalam HUT nya kali ini dirayakan bersama mahasiswa teologia dan para dosen. Anak-anak Agthos selalu dihati walaupun jarang bertemu tetap perhatiannya selalu tertuju anak-anak Agathos, tambahnya, maka ketika merayakan ulang tahunpun dirayakan bersama anak-anak STT Agathos ini.
Ida menyakini serta mendoakan bagai mahasiswa bahwa Tuhan pasti akan memelihara anak-anak dan memberikan kecukupan, kembali pada perayaan kali ini, sekalipun sederhana dalam perayaan ini tetapi benar-benar membawa makna bagi Ida apalagi saat pandemi.
Ibadah syukur HUT Ida Rosida kesaksiaan firman disampaikan Pendeta Dominggus Kenjam, yang menyaksikan bagaimana waktu kuliah di STT Doulos menjadi korban amuk massa yang membakar dan merusak STT ketika itu di tahun 1998. Dominggus mengaku saat dianiaya di tebas pedang lehernya dan dipukul balok sempat dinyatakan meninggal.
“Benar saya meninggal, saat itu saya sudah terpisah dengan raga saya sedangkan roh sudah dibawa lima Malaekat bahkan masuk di sebuah istana yang megah, namun Tuhan mengembalikan roh ke tubuhnya.
Dominggus mengaku secara manusia sudah tak mungkin bisa pulih dan hidup, tetapi karena kuasa Tuhan kini bisa dipulihkan, waktu itu dokterpun tidak yakin bahwa dirinya bisa sembuh dan hidup, tetapi itulah kuasa Tuhan itu nyata. Sekalipun saat itu ada satu teman yang meregang nyawa dan beberapa teman yang mengalami luka parah akibat amuk massa tersebut. Karena mereka tetap berpegang pada imanya dan menolak untuk menyangkali imannya pada Yesus akibatnya dibayar mahal dengan dianiaya bahkan ada yang meninggal.
Dominggus kini memberikan diri melayani sebuah gereja di kawasan Jakarta Timur sebagai bentuk ungkapan trimkasih atas kesempatan hidup yang Tuhan percayakan.
Setelah usia kesaksiaan kemudian Ida didoakan seluruh para hamba Tuhan dan mahasiswa yang dipimpin ketua STT Agathos Pdt Dr Karel Tuuk mereka menumpangkan tangan dan berdoa agar ibu Ida dipakai Tuhan lebih dasyat lagi. Selain mendengar kesaksiaan dan firman dari pendeta Dominggus juga dimeriahkan beberapa persembahan pujian baik dari kerabat maupun mahasiswa dan para dosen. Sedangkan Lousi Pakaila saat memberikan sambutan mengajak agar umat Kristen berani menyatakan kebenaran sehingga peristiwa yang dialami Pdt Dominggus ini tidak terulang kembali. NKRI dan kesetaraan dan keadilan itu harus tetap dijaga dan dipertahankan, tutupnya