Ali Baham Temongmere saat memberikan orasi kebangsaan di acara Apresiasi Pewarna Indonesia 2024 di lumajang, Jawa Timur (15/11). Foto Nick
Kilometer.co.id Lumajang Ali Baham Temongmere, Penjabat Gubernur Papua Barat, menyampaikan pandangan visionernya mengenai pentingnya memperkuat hubungan antaragama di Indonesia, khususnya di Papua Barat. Dalam pandangannya, harmoni antaragama tidak cukup hanya dijaga melalui toleransi, tetapi harus melangkah lebih jauh menuju kesetaraan dan kerja sama.
Hal itu disampaikan Ali Baham saat memberikan orasi kebangsaan pada acara Apresiasi Pewarna Indonesia 2024 di Rock Convention Center, Lumajang, Jawa Timur, Jumat malam (15/11/2024). Putera asli Papua itu menekankan bahwa hubungan antaragama perlu ditopang oleh ikatan adat dan budaya sebagai perekat sosial yang kuat. “Nilai-nilai adat atau budaya adalah nilai-nilai baik yang sejatinya merawat hubungan antar saudara dan keluarga,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa adat dan budaya memainkan peran sentral dalam membangun harmoni di masyarakat yang beragam.
Namun, ada tantangan besar yang harus dihadapi, yakni peran politisi dan pemerintah sebagai panutan masyarakat. Ali Baham mengingatkan agar politisi tidak menggunakan agama sebagai alat politik identitas demi kepentingan pribadi atau kelompok. Hal ini, menurutnya, justru dapat memicu perpecahan di tengah masyarakat.
“Pemerintah sebagai regulator harus mendorong moderasi beragama, bukan mengakomodasi kepentingan kelompok agama tertentu dalam regulasi. Dengan menjaga suasana harmonis melalui otoritas yang dimilikinya, pemerintah dapat menciptakan hubungan antaragama yang lebih rasional dan berkeadilan,” jelasnya.
Ali Baham juga mengibaratkan hubungan antaragama sebagai gelas mahal yang tidak hanya dijaga agar tidak pecah, tetapi diharapkan mampu berfungsi untuk membawa kehidupan yang lebih baik. Ia menyerukan agar masyarakat dan pemimpin agama mulai beranjak dari wacana toleransi ke prinsip kesetaraan dan kolaborasi nyata.
“Untuk Indonesia Emas yang kita dambakan, kita perlu kerja sama dan gotong royong yang diprakarsai oleh para pemimpin agama. Ini adalah langkah nyata untuk merawat persatuan bangsa yang majemuk,” pungkasnya.
Pandangan Pj Gubernur Papua Barat ini menjadi pengingat penting bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia untuk terus menjaga harmoni, tidak hanya melalui toleransi, tetapi juga melalui kesetaraan dan kerja sama lintas agama, budaya, dan adat.
Penulis Nick