Kilometer.co.id Jakarta Semua yang menderu dalam perseteruan di ranah politik Indonesia sejarang ini merupakan kekanjutan dari pengkhianatan demi pengkhianatan untuk melanggengkan kekuasaan dan mengumpulkan kekayaan (materi), kata Prof. Ustad Sayuti Asyathri mengawali diskusi santai, di Warkop Pua’Kale’, Jl. Poltangan Raya No. 44 A, Pejanten Timur, Jakarta Selatan, 7 Mei 2023, sambil ngopi dan makan siang hingga malam.
Begitulah ungkap Prof. Sayuti Asyathri, dalam mengawali acara diskusi santai tentang kondisi Indonesia. Karena dakam kondisi Indonesia sekarang, dunia materi semakin tidak dianggap memiliki kaitan dan hubungan dengan langit. Maka itu, landasan etik dari semua Capres dan Cawapres patut dipertabyajan, setidaknya menjadi topik bahasan Forum Negarawan. Maka itu pertanyaan mendasarnya yang perlu dikemukakan adalah landasan spiritual para kandidat Capres dan Wacapres yang berhasrat maju pada Pemilu tahun 2024, kata Sayuti Asyathri.
Ikhwal pelaksanaan Pemilu di Indonesia sebenarnya sekedar untuk menyempurnakan atap kegelapan yang menutup Indonesia. Maka itu ada semacam gerakan yang berupaya membalikkan meja perjudian itu, agar spekulasi yang terus menerus terjadi bisa memberi kepastian.
Forum Negarawan jelas beranjak dari kerangka etis, sehingga akan terus bergerak dalam dalam dinamika bangsa dan negara dengan memposisikan Forum Negarawan dalam upaya memperjelas identitas kehadirannya, imbuh Prof. Indria Santi Kertabumi.
Dalam mencermati kesalahan pemerintah yang telah membuat lemahnya negara Indonesia semakin rentan dan rapuh karena statusnya sebagai yatim piatu — tidak punya induk seperti kebanyakan negara lain — hingga hasrat untuk mewujudkan kemerdekaan dengan segenap cita-cita yang luhur — menjadi sulut dan berat. Maka itu tujuan pokok Forum Negarawan adalah bagaimana memposisikan diri sebagai pendorong tujuan luhur dari kemerdekaan bangsa Indonesia.
Atas dasar itu juga, posisi Forum Negarawan patut dipertegas, yang paling ideal berada pada posisi tengah-atas, hingga dapat menjadi semacam resi yang mampu membuat keseimbangan antara faksi yang kiri dengan faksi yang kanan — agar pertikaian tanpa etika dapat segera dihentika. Sebab lainnya itulahyang membuat Forum Negarawan tidak memiliki ruang tafsir yang bebas seperti bisa dilakukan oleh penguasa hingga merasa sebagai pemilik tunggal negeri ini.
Sementara Yudhie Haryono mengatakan jika membicarakan etika di pasar sungguh sulit menghadirkan Tuhan yang harus menjadi dasar kepercayaan dan keyakinan bagi masyaralat banyak. Karena itu hasrat untuk mempertemukan hubungan langit dengan bumi jadi sungguh hanya mimpi. Psdahal, tokoh spiritual sesungguhnya tidak bisa abai atau menjauhkan diri dari bumi — materi — maupun uang. Artinya, para negarawan tidak boleh asyik dengan dirinya sendiri, terlepas dari realitas kehidupan masyarakat.
Hadir dalam diskusi yang juga membahas persiapan acara halal bi halal Forum Negarawan pada 11 Mei 2023, bisa dipastikan dilaksanakan di kediaman Bunda Miranti. Adapun tajuk diskusi pada acara halal bi halal itu nanti adalah “Evaluasi Obyektif Terhadap Reformasi” yang telah mendekati seperempat abad perjalanan reformasi yang berlangsung pada tahun 1998 di Indonesia.
Prof. Indrira Santi Kertabumi, Bunda Miranti, Nur Rochman, Prof. Yudhie Haryono dan Dr. Marbun bersama Prof. Sayuti Asyathri dan Sri Eko Sriyanto Galgendu. Jacob Ereste
Pejanten, 7 Mei 2023