Kilometer Salatiga Setiap perubahan jaman membuka kesempatan bagi orang-orang untuk kreatif menciptakan perusahaan yang sebagian kecil mampu mengubah negara dan sikap konsumen serta membuat negara dan juga dunia ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Disitulah enterpreneur sangat penting untuk sebuah negara, apalagi Indonesia yang sedang berkembang menjadi negara maju. Hal tersebut disampaikan Alisjahbana Haliman, CEO PT. Haldin Pacific Semesta saat hadir menjadi pembicara dalam kegiatan Studium Generale “Entrepreneurship & Value Creation” yang diselenggarakan di Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Kamis (09/03/2023).
Membuka sharing-nya, Alisjahbana Haliman berkisah bahwa di usia 12 tahun dirinya telah menjajal sebuah usaha penjualan jam tangan digital. Berlanjut, pria kelahiran Pontianak ini juga sempat melakoni jual beli sepatu dan koper saat dirinya tinggal di Jakarta. Sempat mencicip pendidikan di salah satu sekolah di Amerika Serikat, Alisjahbana Haliman memperoleh kesempatan memulai perjalanannya sebagai enterpreneur dan membangun perusahaan secara legal di usianya ke 22 tahun di negara tersebut. Hingga akhirnya perusahaan tersebut secara perlahan dipindahkan ke Indonesia dan saat ini fokus pada pengembangan produk berbahan alami dan sebagian besar ekstrak tumbuhan.
10 poin enterpreneur
Dari perjalanannya hidupnya, Alisjahbana Haliman menyebut ada sepuluh poin yang harus dimiliki seorang enterpreneur. Kesepuluh poin tersebut antara lain adalah curiosity (keingintahuan), structured experiment (eksperimen yang terstruktur), managing people and team building (mengatur orang dan membangun tim), adaptability (kemampuan beradaptasi), comfortable with failure (nyaman dengan kegagalan), persistence (kegigihan, tahan banting), inovation (inovasi), long term focus (memiliki fokus yang lama).
Inovasi dikatakannya menjadi kunci untuk maju. Sedangkan untuk menjadi enterpreneur janganlah takut gagal karena tidak ada yang tidak pernah gagal.
“Gagal boleh, jangan takut dengan kegagalan, ambil pelajaran dari kegagalan itu dan punya path. Yang hebat adalah yang bisa belajar dari kegagalannya,” katanya.
Nilai tambah
Tak kalah penting dari 10 hal di atas, Alisjahbana Haliman juga menekankan pentingnya memiliki value creation. Hal ini tidak hanya bagi seorang enterpreneur, tetapi juga setiap kita, termasuk mahasiswa dan juga UKSW sebagai sebuah universitas. Dirinya berpesan bagi mahasiswa yang akan lulus dari UKSW untuk memikirkan bagaimana bisa meng-create sebuah value yang memberi nilai tambah sehingga kita berbeda dengan orang lain.
“Banyak orang menganggap apa yang dilakukan sehari-hari adalah rutinitas, di situ tidak ada value creation. Enterpreneur melihat setiap hari kita bisa create value apa, bagaimana kita bisa memberi nilai tambah sehingga berbeda dengan yang lain,” imbuhnya.
Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si. Ak., dalam sambutannya membuka studium generale hari ini mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi empat fakultas. Keempat fakultas tersebut adalah Fakultas Biologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB), Fakultas Sains dan Matematika dan (FSM) dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK).
Rektor Intiyas berharap kegiatan ini bisa menjadi bagian dari pencapaian visi fakultas, untuk menjadi fakultas sains di bidangnya masing-masing. Dari pengalaman Alisjahbana Haliman menjadi seorang enterpreneur bisa menginspirasi mahasiswa dan peserta lainnya untuk bisa juga menjadi agen perubahan, mengubah yang biasa menjadi luar biasa. Hal ini senada dengan visi UKSW untuk mencetak lulusan yang bercirikan creative minority.
“Di kampus Indonesia Mini UKSW ini, mahasiswa digembleng untuk menjadi lulusan creative minority, yang bisa mempengaruhi kelompok lain menjadi aktif, menjadi agen perubahan,” kata Rektor Intiyas.
Sementara itu, ditemui di sela kegiatan, koordinator konsorsium 4 fakultas Dr. Rully Adi Nugroho mengatakan kedatangan Alisjahbana Haliman tidak hanya dalam rangka studium generale saja. Beliau juga akan melakukan review kurikulum UKSW sebagai wakil dari Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dan juga sebagai Industrial Advisory Board Member.
Kunjungan ke laboratorium
Pada Jumat (10/03/2023) besok juga akan dilakukan kunjungan ke beberapa laboratorium yang ada di empat fakultas di UKSW. Dr. Rully Adi Nugroho yang juga merupakan Dekan Fakultas Biologi UKSW menyebut kunjungan tersebut menjadi bagian dari rencana pembangunan food safety laboratory atau laboratorium keamanan pangan yang akan dikerjasamakan dengan PT. Haldin Pacific Semesta.
“Beliau ingin menginisiasi bagaimana UKSW mempunyai food safety laboratory, agar bisa dipakai untuk pendidikan dan juga jasa yang bisa ditawarkan ke masyarakat dan juga penelitian,” imbuh Dr. Rully Adi Nugroho.
Dalam studium generale yang diikuti sedikitnya 800 mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan ini juga ditandatangani Nota Kesepahaman tentang Pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi antara UKSW dengan PT. Haldin Pacific Semesta. Nota Kesepahaman ini ditandatangani oleh Rektor UKSW dan Alisjahbana Haliman sebagai CEO PT. Haldin Pacific Semesta.
Selain itu juga ditandatangani Memorandum of Agreement (MoA) antara empat fakultas penyelenggara dengan PT. Haldin Pacific Semesta. MoA ini ditandatangani masing-masing dekan dan Alisjahbana Haliman sebagai CEO PT. Haldin Pacific Semesta.
Salam Satu Hati UKSW!