PATI-Kilometer | – Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia atau Pewarna Indonesia pada 28 Maret – 6 April 2022 gelar kegiatan dengan tajuk Napak Tilas “Rasul Jawa.” Napak Tilas “Rasul Jawa” ditujukan untuk mengungkap sejarah Penginjil dan penginjilan di Nusantara periode 1800-1924. Menurut Yusuf Mujiono ketua umum Pewarna Indonesia pengungkapan sejarah penginjilan nusantara ini bagian mempertegas identitas Kristen Indonesia yang sesungguhnya. “Kekristenan yang tidak dipertentangkan dengan kebudayaan, seni dan tradisi.” Jelasnya, selasa (25/01) dihadapan BPH Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ).
Di informasikan ketua umum Pewarna Indonesia datang mengunjungi BPH Sinode GITJ bersama dengan ketua panitia Napak Tilas “Rasul Jawa” Djajang Buntoro, M.Th, sekretaris panitia Endharmoko, S.Sos, kordinator Sie Dokumentasi dan publikasi Jayanu Nyunting, kordinator Sie Acara Susana Mulyani, Sie Akomodasi dan Transportasi Elly, yang berangkat dari Jakarta Senin (24/01/2022).
Tim survei ini tiba malam di Jepara dan menginap di Homestay Pondok Indah pantai Bondo., kecamatan Bangsri, kabupaten Jepara.
Keesokan hari selasa (25/01/2022), mengunjungi makam “kiai” Ibrahim Tunggul Wulung, tokoh penginjil di tanah Jawa.. Ketua majelis GITJ Bondo bapak Sugeng hadir menunjukkan posisi Makamnya Tunggul Wulung. Selain itu Ketua majelis GITJ Bondo menuturkan silsilah dan kiprah penginjilan oleh Tunggul Wulung. Diserahkan juga sebuah Buku yang menceritakan sejarah GITJ kepada Pewarna Indonesia.
Lebih kurang 4 kilometer dari makam Tunggul Wulung, Tim mengunjungi makam istri “kiai” Toenggoel Woeloeng, Mbah Endang Sampurnowati. Yang menarik hanya satu makam Mbah Endang terletak di tengah Pesawahan yang luas.. Menjadi perhatian menarik untuk menjadi catatan sejarah dalam perjalanan napak tilas nantinya.
Setelah berziarah, tim survei kembali melanjutkan perjalanan dengan melewati Benteng Portugis Donorojo di Jepara. Tujuan berikutnya mengunjungi bangunan gereja tua Gereja Injili diTanah Jawa Donorojo yang berdiri sejak 1930an, lalu ke GITJ Margorejo sembari berziarah ke makam Yesaya Saritruno (murid Kyai Ibrahim Tunggul Wulung) di Tegalombo.
Rombongan juga berkunjung ke kantor BPH sinode GITJ Banyutowo- Pati. Rombongan disambut Badan Pekerja Harian (BPH) Sinode Gereja Injilli di Tanah Jawa ( GITJ ), Ketua Umum Pdt. Em Timotius Katrisno, Ketua Departemen Marturia Pdt. Abednego Utomo, Wabendum Bpk. Tri Gunanto. Pertemuan ini membicarakan persiapan acara Napak Tilas.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua umum sinode GITJ Ketua Umum Pdt. Em Timotius Katrisna mengatakan sangat menyambut baik dan mendukung acara Napak Tilas “Rasul Jawa”. “Kami sangat mengapresiasi atas kegiatan Napak Tilas “Rasul Jawa”. Acara ini bisa mengangkat kembali sejarah mengenai penyebaran Kekristenan di pulau Jawa dan bisa mengangkat nama gereja dan kebudayaan di wilayah ini. Saya berharap agar Kekristenan di pulau Jawa dapat dikenal oleh masyarakat Indonesia, ” ujarnya.
Ketua Umum Pewarna Indonesia, Yusuf Mujiono menjelaskan, ” Perjalanan Napak Tilas “Rasul Jawa” yang diselenggarakan oleh Pewarna Indonesia menjadi tonggak sejarah dalam mengangkat perjalanan sejarah penginjilan di tanah Jawa yang dilakukan oleh orang Pribumi asli Indonesia. Kami juga ingin mengangkat kebudayaan dan wisata rohani Kristen agar dikenal oleh masyarakat Indonesia, khusus umat Kristiani, ” jelas Ketua Umum Pewarna Indonesia.
Setelah berkunjung ke Kantor sinode GITJ, Tim Survei Pewarna Indonesia melanjutkan perjalanan ke pantai Banyutowo. Disana tim secara simbolik menanam bibit pohon bakau di hutan mangrove di dekat Pantai Banyutowo, Pati, Jawa Tengah. Secara simbolik tim menanam bibit bakau sebagai tanda kehadiran Pewarna Indonesia dalam mendukung program rehabilitasi hutan mangrove di Banyutowo. ( ).