Turki bukanlah Negara Islam yang Mempunyai Kekuatan Hancurkan Israel

Kilometer.co.id JAKARTA – Rencana Turki mencaplok Mesjid Al-Aqsa di Yerusalem dinilai hanya menggertak Israel sembari mencari dukungan politik di dalam negeri dan kelompok Islam konservatif di seluruh dunia. Bahkan hari-hari ini, sejumlah negara di Arab justeru membangun pertemanan dengan Israel.

Hal itu kesimpulan yang disampaikan Jozeph Paul Zhang, Penulis Buku Kilafah Terakhir dalam diskusi zoom Pewarna Indonesia bertajuk, Setelah Hagia Sophia, Al-Aqsa Berikutnya, Apa kata Alkitab tentang akhir zaman, yang berlangsung di Jakarta, Kamis (23/7).

Menurut Paul, Turki bukanlah negara Islam yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan Israel. Meskipun kekhilafahan pernah berjaya di kawasan itu selama hampir 1400 tahun, namun saat ini Turki menjadi salah satu negara yang paling lemah, bahkan dibandingkan Israel.

Israel di bawah pemerintahan PM Benyamin Netanyahu saat ini paling banyak disanjung oleh negara-negara di dunia karena tidak melakukan provokasi balasan terkait status Mesjid Al-Aqsa di Yerusalem. “Israel itu diam saja, kalau negara itu mau membalas, itu ibaratnya sekali mencet tombol bisa menghancurkan,” katanya.

Menurut dia, negara Islam yang ditakutkan itu sangat mungkin adalah Iran karena memiliki senjata nuklir. Ancaman terhadap kedaulatan teritorial Israel sangat tinggi dari negara itu.

Di sisi lain, Samuel Siahaan, penginjil yang mendalami eskatologi, berpendapat Turki dapat diindikasikan sebagai Antikris yang dinubuatkan dalam kitab Wahyu pasal 17 dan Wahyu Pasal 2:12-17. Rangkaian provokasi yang dilakukan Erdogan terhadap situs bangunan bersejarah, seperti Hagia Sophia, termasuk mengambilalih Al-Aqsa di Yerusalem mempertegas posisi negara tersebut sebagai sang Antikris nanti.

Dijelaskannya, kitab Wahyu Pasal 2:13 yang menyebutkan bahwa Pergamus sebagai tempat tahta Iblis, mengindikasikan secara jelas bahwa yang dimaksud nats tersebut adalah Turki saat ini. Saat ini Turki akan bangkit menjadi negara Khilafah terkuat setelah runtuh oleh kekuatan nasionalis sekuler di bawah pemerintahan Ataturk, pendiri Turki.

Selama hampir 500 tahun periode 1453-1924, wilayah Kekaisaran Binzantium itu dikuasai kekhalifahan Utsmaniyah. Dalam masa itu, terjadi serangkaian kekejaman yang dilakukan oleh kekaisaran itu kepada jemaat gereja Ortodoks. LK

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *