Kilometer Cisarua Bogor Pdt. Dr. Tommy Lengkong Ketua umum didampingi Pdt. Daniel Ronda sekretaris umum, Pdt. Dr Yohanes Suprandono Bendara umum, Pdt. Dr Samuel Kusuma Sekretaris I dan Panggabean sekretaris II dalam komfrensi persnya setelah menggelar rapat kerja nasional ke XIIIPersekutuan Gereja dan Lembaga Injili (PGLII) mengatakan bahwa Rakernas XIII PGLII ini mengambil tema: “Berpegang teguh pada Alkitab, memberitakan Injil, dan terlibat aktif dalam pembangunan kualitas moral dan perikemanusiaan bangsa.
” Tema ini mendapat apresiasi dari Direktur Urusan Agama Kristen Kementerian Agama, Dr. Amsal Yowei SE., M.Pd.K., yang mewakili Dirjen Bimas Kristen. Dalam sambutannya, Dr. Amsal Yowei menyampaikan bahwa tema tersebut sangat relevan dan strategis, baik secara teologis maupun dalam konteks kehidupan sosial kebangsaan di Indonesia.
Lebih lanjut Tommy menambahkan bahwa agenda penting dalam Rakernas XIII adalah peneguhan dan doa bagi Pengurus Lengkap Pengurus Pusat PGLII periode 2025-2029 oleh Majelis Pertimbangan PGLII. Peneguhan ini diharapkan dapat menguatkan kepemimpinan PGLII dalam menjalankan visi dan misinya di masa mendatang. Rakernas ini juga menjadi forum untuk menyusun secara lengkap Garis-Garis Besar Program PGLII ke dalam Program Kerja empat tahun ke depan untuk memastikan arah langkah organisasi secara terencana dan terukur.
Beberapa keputusan strategis yang dihasilkan antara lain:
Pertama, PGLII menunjukkan perhatian serius terhadap kelangsungan kepemimpinan dan pelayanan di masa depan dengan berfokus pada kaderisasi generasi muda melalui wadah Sentra Generasi Injili. Inisiatif ini diharapkan dapat mempersiapkan pemimpin-pemimpin muda yang berintegritas dan berkomitmen terhadap gerakan Injili.
Kedua, PGLII juga menyatakan keprihatinan mendalam terhadap berbagai masalah yang sedang dihadapi bangsa Indonesia. Berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan politik menjadi perhatian serius bagi PGLII. Sebagai wujud nyata keprihatinan tersebut, Rakernas telah memutuskan untuk membentuk “task force” khusus untuk masalah kemanusiaan di Papua.
Tim ini akan berfokus pada upaya-upaya penanggulangan masalah kemanusiaan, memberikan bantuan, serta menyuarakan keadilan dan perdamaian di tanah Papua. PGLII berharap kehadiran “task force” ini dapat memberikan kontribusi positif dalam meringankan beban saudara-saudari di Papua.
Ketiga, dalam upaya mendukung keberlanjutan dan efektivitas organisasi, Rakernas XIII PGLII juga membuat keputusan penting untuk membangun kantor pusat PGLII di Ibukota Nusantara (IKN). Keputusan ini mencerminkan visi PGLII untuk beradaptasi dengan perkembangan nasional dan memperkuat kehadiran di pusat pemerintahan.
Melalui Rakernas ini, PGLII semakin mantap melangkah maju, memperkuat perannya sebagai wadah persekutuan gereja-gereja dan lembaga-lembaga Injili di Indonesia, serta terus berkomitmen untuk menjadi berkat bagi bangsa dan negara.