Kilometer.co.id Indramayu Pada momen perayaan tahun baru, 1 Muharram 1444 Hijriah, yang jatuh pada hari Rabu, 19 Juli 2023 lalu, Pondok Pesantren Al-Zaytun, yang didirikan dan dipimpin oleh Syekh Abdussalam Panji Gumilang, mengusung tema “Toleransi dan Perdamaian untuk Persatuan Menuju Kebangkitan Indonesia Raya”. Tema ini diimplementasikan dengan mengundang banyak tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, dan komunitas lintas iman untuk hadir dalam acara tersebut.
Beberapa tokoh yang hadir adalah Pdt. Gomar Gultom, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Dr. Connie Rahakundini Bakrie, M.Si, seorang akademisi, penulis, dan pengamat di bidang militer dan pertahanan keamanan, serta Pengacara Dr. Palmer Situmorang, S.H., M.H., yang pernah menjadi kuasa hukum pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dan masih banyak lainnya. Momentum ini digunakan untuk merayakan keberagaman, mempererat tali silaturahim, merajut kerukunan, kesetaraan, dan menciptakan kedamaian bagi seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu tokoh, Pdt. Gomar Gultom, Ketua Umum PGI, dalam sambutannya menyoroti pentingnya cinta dan kemanusiaan dalam keberagaman agama di Indonesia. Paparan tersebut sangat menggugah dan menginspirasi, mengajak kita untuk terus merajut kerukunan dan menciptakan kedamaian. Gomar menegaskan bahwa “cinta dan kemanusiaan menjadi dua pilar utama yang tidak dapat dipisahkan dari esensi setiap ajaran agama. Di tengah keragaman agama dan kepercayaan di Indonesia, nilai-nilai ini bersifat universal dan menjadi fondasi utama dalam membangun persatuan.
Cinta mampu menyatukan hati dan pikiran, mengatasi perbedaan, dan membuka pintu bagi toleransi. Sementara kemanusiaan mengajarkan kita untuk menghargai kehidupan sesama manusia, membantu mereka yang membutuhkan, dan berempati pada penderitaan orang lain.”
Gomar juga menekankan bahwa “melalui pendekatan cinta dan kemanusiaan, Pondok Pesantren Al-Zaytun telah menjadi contoh nyata dalam mengembangkan toleransi dan perdamaian. Pesantren ini membuktikan bahwa keberagaman bukanlah sumber perpecahan, tetapi justru menjadi kekuatan untuk mencapai kebangkitan Indonesia Raya.”
Sangat setuju bahwa cinta dan kemanusiaan adalah esensi yang sangat penting untuk menjaga keutuhan bangsa, terutama di Indonesia yang sangat majemuk dalam segala aspek, terutama keragaman agama yang tidak dapat diabaikan. Masyarakat Indonesia harus terus berupaya untuk menghadirkan dan mengimplementasikan hidup yang saling menghargai perbedaan dan menerima keberagaman sebagai kekayaan budaya yang luar biasa. Jika kita dapat memelihara nilai-nilai luhur ini, maka Indonesia akan semakin kokoh sebagai bangsa yang berdaulat, bermartabat, dan menjadi panutan bagi dunia Internasional.
Meskipun mencapai tujuan mulia ini bukanlah tugas yang mudah, jika semua elemen masyarakat bersatu dengan semangat cinta dan kemanusiaan, serta berkomitmen untuk memperkuat tali silaturahim, kerukunan, dan kedamaian, maka Indonesia pada tahun 2045 saat satu abad, akan menggapai masa depan yang cerah dan gemilang.
Di dalam cinta dan kemanusiaan, kita menemukan daya tarik yang kuat untuk memahami dan menghormati satu sama lain. Sebagai bangsa yang beragam, perlu kebersamaan untuk mewujudkan cinta dan kemanusiaan sebagai landasan yang kuat untuk mencapai kebangkitan Indonesia Raya. Bangsa ini harus meninggalkan ego sektarian dan diubah menjadi kebersamaan untuk melangkah maju, saling menguatkan, dan mempererat persaudaraan, sehingga Indonesia akan tetap menjadi negara yang damai dan harmonis, dihormati di mata dunia, dan memberikan kontribusi positif bagi dunia. Indonesia Raya menjadi poros kesetaraan dan perdamaian dunia.
Dengan semangat persatuan yang telah dihadirkan dan ditunjukkan oleh Al-Zaitun sangat menginspirasi dan memotivasi semangat toleransi dan kesetaraan untuk perdamaian. Diperlukan komitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, di mana cinta dan kemanusiaan mengalir sebagai sungai kehidupan yang mempersatukan kita semua sebagai anak bangsa Indonesia yang berbhinneka tunggal ika. Bersama, kita mampu meraih kebangkitan Indonesia Raya yang gemilang tanpa ada diskriminasi dan persekusi bagi siapapun. Semoga! APM