Yusuf Mujiono : Pewarna Indonesia Konsisten Kawal Kebebasan Beribadah dan Berkeyakinan.

Bekasi kilometer.co.id Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) Indonesia adalah organisasi profesi wartawan yang anggotanya terdiri dari pekerja media, penulis, pemerhati media, pemilik media, dan anggota khusus berasal dari tokoh masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap pemberitaan Wartawan di Indonesia. Organisasi ini di ketuai oleh Yusuf Mujiono, seorang pemilik group media, baik cetak maupun online.

Isu Kebebasan Beribadah dan Berkeyakinan (KBB) adalah salah satu yang menjadi perhatian Pewarna Indonesia.. Salah satu komitmen ini Pewarna Indonesia kerjasama dengan Yakom dan Senior GMKI membuat Buku berjudul Hancur Bangun Rumah Ibadah. Buku yang diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia ini dilaunching beberapa waktu lalu.

Buku Hancur Bangun Rumah Ibadah dilengkapi dengan data-data penelitian kasus-kasus KBB, dan di ujung halaman buku disampaikan juga kesimpulan, saran dan masukan terhadap pemerintah dan beberapa pihak bagaimana menyikapi persoalan KBB .

komitmen ini terungkap dalam wawancara khusus kilometer.co.id dengan Ketua umum Pewarna Indonesia Yusuf Mujiono Rabu 24 Agustus 2022 Berikut petikan wawancaranya :

Isu-isu KBB apa saja yang pernah di angkat oleh wartawan Anggota Pewarna Indonesia?

Mengangkat peran lintas agama salah satu nya mengenang Sabam Sirait (Alm) dimata para tokoh agama. Seorang tokoh Kristen namun mampu berkiprah bukan saja dalam kekristenan tetapi juga berperan ditingkat nasional. bagaimana sikap beliau tentang palestina dan seruan penindasan kaum termarjinal yg meminta negara berperan aktif mengatasi persoalan keadilan sosial tersebut.

Melakukan kerjasama lintas agama soal nasib kaum penghayat dan kepercayaan agar pemerintah memberikan hak haknya. dan mendorong tokoh lintas agama membantu nasib mereka.

Lalu bersama Imam Besar Mesjid Istiqlal KH. Prof DR. Nasaruddin Umar dan GMRI menempatkan kaum atau tokoh agama pada posisi tertinggi dan memiliki sikap yg netral tidak berpihak pada kepentingan politik untuk menjadi penasihat bagi kepala negara/ pemerintah.

Kasus lain yakni mengawal keberadaan gereja GKI Yasmin Bogor untuk bisa berdiri dan tersedia tempat ibadah hingga pemerintah Bogor memberikan tempat dan gereja bisa dibangun.

Kedepannya apa catatan Pewarna Indonesia supaya kasus KBB tidak terulang?

Umat atau tokoh agama tetap mentaati UU yang berlaku, mengedepankan dialog dan persaudaraan
Lalu pemerintah harus berani memberikan solusi bagi warga negara yang ingin membangun rumah ibadah.

Apa saran dan Masukan Ketum terhadap anggota Pewarna Indonesia menyikapi Kasus KB?

Anggota pewarna harus mengembangkan diri dengan cara membaca bentuk bentuk laporan jurnalistik dan juga perbanyak ikut pelatihan jika ada kesempatan. Lalu perlunya berpedoman etika jurnalistik, karena dengan berpedoman Etika Jurnalistik akan terhindar dari kesalahan dan tuntutan. Kemudian turun ke lokasi untuk mendengar langsung persoalan jika memang ada kasus tentang KBB. Sehingga data atau berita yang disajikan bukan bersifat opini tetapi bukti atau fakta lapangan. Selalu kritis tetapi tanpa harus menyerang berbagai pihak.

Pengalaman Pewarna Indonesia mengawal kasus KBB?

Pengalaman Pewarna Indonesia dalam mengawal KBB seperti penangguhan renovasi GPdI Jembatan Lima di bawah penggembalaan Pdt Johanes Bale ternyata bisa diselesaikan dengan mendatangi walikota dan anggota DPR untuk mencari solusi apa yang menjadi kekurangan persyaratan dan juga keberatannya. Setelah dipertemukan pembangunan renovasi berlanjut kembali. Lalu pengawalan GKI yasmin yang mendorong pihak terkait Pemda khususnya mencarikan solusinya dan melalui proses panjang bukan hanya Pewarna Indonesia tapi bersama banyak pihak. Hingga walikota akhirnya memberikan tanah serta pembangunan gereja di tempat yang masih dekat dengan tempat asal.

Bagaimana pendapat Anda tentang Loka Karya PGI tentang Jurnali Perspektif KBB?

Lokakarya KBB yang digelar pihak PGI sangat bagus terutama bagi teman-teman anggota pewarna yang tinggal didaerah yang rentan adanya masalah kerukunan. Karena melalui lokakarya akan menambah wawasan dan juga cara penulisan. Harapannya agar PGI secara berlanjut mengadakan lokakarya bukan saja pekerja media tetapi juga mahasiswa dan masyarakat umum. Moko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *