Silaturahmi Ke Pompes Al Zaitun Hervin sayangkan Akses Ke Pompes Jalannya Tak Terurus

Indramayu kilometer.co.id Dalam rangka silaturahmi hari Raya Idhul Fitri 1 syawal 1443 Hijriah tahun 2022, berbagai organisasi Nasrani Protestan dan Katolik yang tergabung dalam PEREKAD Aliansi Perdamaian dan Keadilan plus PIM Kamis 12/5/22 berkunjung ke Pondok Pesantren  Al-Zaytun di Indramayu Jawa Barat.

Namun sayang akses menuju Pompes terbesar itu sepertinya minim perhatian dari pemerintah daerah karena jalan yang berlobang dan jika hujan penuh dengan air sehingga mempersilit pengendara sampai tujuan. Perihal tersebut dikeluhkan Hervin Devananda Ketua PD Pewarna Jabar yang mendampingi Ketua Umumnya menyesalkan pihak Pemda Indramayu yang seakan membiarkan jalan tepatnya Gabus Gantar akses menuju Pompes terbesar serta jalur ekonomi tu ditelantarkan.

“Harusnya pihak Pemda segera tanggap demi kemajuan pembangunan Indramayu, apalagi saya dengan dari pihak pengurus Al Zaitun sudah pernah mengajukan permohonan untuk menguruk jalan dengan biaya sendiri namun dari pihak Pemda tak memberikan jawab hingga saat ini”, tandas Hervin berharap pihak Bupati ataupun Pejabat yang terkait segera meresponinya .but

Kembali pada kunjungan silaturahmi tersebut Yusuf Mujiono Ketua Umum Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia menegaskan bahwa kehadiran PEREKAD ini bertujuan bersilaturahmi dengan  Syaykh Dr. (H.C.) Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun dalam suasana Hari Raya Idul Fitri beserta jajaran pengurus Pondok Pesantren Al Zaitun.

Sekedar tahu bahwa nama Indramayu di mana Pondok Pesantren terbesar di Asia ini yang memiliki lahan 1600 Hektar berasal dari legenda dimana karena kecantikan Istri Raden Arya Wiralodra yang bernama Nyi Endang Darma Ayu, yaitu salah satu pendiri Indramayu abad 1527 M, demikian catatan kecil tentang sejarah kabupaten ini kenapa kemudian diberi nama Indramayu.

Kunjungan silaturahmi Idul Fitri beberapa organisasi antaranya Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) Indonesia, Vox Poin Indonesia, Asosiasi Pendeta Indonesia (API), Persatuan Masyarakat Kristen Indonesia Timur (PMKIT), dan Persatuan Indonesia Mandiri (PIM). Tiba di lokasi Al-Zaytun sekitar pukul 11:00 siang.

Sebagai sebuah pondok pesantren modern protocol kesehatanpun dilakukan ketat di mana semua tamu dari luar harus melalui antigen dan mobilpun yang masukpun harus disemprot dengan disifektan.

Kedatangan peserta disambut penuh kehangatan dan persaudaraan oleh Abdul Halim salah satu pengurus di Pompes yang selama ini memang intesn berkomunikasi dengan PEWARNA. “Ini tamu terbanyak yang pertama di terima pihak Pompes setelah pandemic”, ujar Abdul Halim menyambut romobongan dengan penuh keramahan.

Karena memang selama pandemic berlangsung Pompes menerapkan peraturan yang tegas tak boleh ada tamu luar yang masuk mengingat untuk membantu pemerintah dalam mengatasi penyebaran pandemic tambah Abdul Halim menjelaskan bagaimana pihak Pompes Al Zaitun serius dalam mengatasi pandemic covid 19 tersebut. Bahkan semua santri, karyawan serta pengurus berseta pimpinan Pompes Al Zaitun sudah menerima vaksin 4 kali.

“Sorotan negative tentang Pompes Al Zaitun yang dianggap memperjuangkan ideology tertentu itulah yang sebetulnya melatarbelakangi kami rombongan PEREKAD dan PEWARNA yang memang selama ini sudah bermitra bahkan memberikan penghargaan kepada pimpinan Pompes sebagai figure Penjaga Keberagaman terus berupaya menjembatani untuk berkomunikasi bahkan berkunjung ke Pompes untuk melihat langsung seperti apa sesungguhnya yang dikerjakan Pompes Al Zaitun”, tambah Yusuf serius.

Hervin Ketua PD Jabar saat berbincang dengan Syaykh Panji

Hampir semua peserta yang berjumlah 23 saat perjamuan makan siang dengan sajian yang hamper semua produk Pompes Al Zaitun ini tiba-tiba hadir Syaykh Panji Gumilang dengan penampilan Peci panjangnya menyapa ramah dan seketika berbaur akrab dengan tim yang sedang menikmati jamuan makan siang bahkan dikatakan  hampir selesai makan.

Unik dan menarik karena masih melihat sajian di meja makan Syaykh sekitika mengambil mangkuk nasi dan melayani tamu satu persatu sembari makna sampai kenyang jangan ada yang masih lapar, berkah Tuhan kita nikmati bersama sembari berkeliling dari satu persatu tamu yang sedang makan.

Lukman Panji penesihat PEWARNA merasa kikuk, biasa melayani kok sekarang malah dilayani merasa malu ini tambahnya sembari mengatakan inilah perilaku pemimpin yang tanpa batas dan bergaul bersama-sama.

Duduk Satu Meja

Pertemuan dalam suasana santai satu meja. Syaykh Al-Zaytun dalam sambutannya mengungkapkan kegembiraanya atas kedatangan mereka. Syaykh memaparkan nilai-nilai dasar negara dan kemandirian Al-Zaytun dalam membangun dan mengelola pesantrennya serta menjawab beberapa pertanyaan seputar Al-Zaytun.

“Duduk seperti ini saja sudah toleran” ungkap Syaykh kepada para tamu ramah. Setelah mendengar berbagai pertanyaan dari para ketua umum yang hadir baik Pdt Harsanto Adi Ketum API, Yohanes Handoyo Ketum Vox Poin serta Urip Dwi Premono Ketum PIM dan waketum PMKIT serta peserta yang duduk melingkar meja besar ini.

Duduk bersama yang lebih diwarnai canda sebagai sadara dalam kemanusiaan istilahnya Taaruf Kemanusiaan yang harusnya terus dihidupi. Sehingga kotak kecurigaan dan pandangan seseorang atau le,baga hanya berdasarkan berita medsos itu bisa diklarifikasi

 “Saya merasakan seperti di Yerusalem, di sini disambut hangat, makan nasi kobuli, roti gandum, suguhan teh tarik dan banyak lainnya,” ungkap Handoyo.

Vox Pont lanjut Handoyo Kami melatih kader bangsa, caleg-caleg yang terjun ke dunia politik agar lebih mencintai negara bangsa dan negaranya. Kami bersaudara, kita memang berbeda paham tapi kami ingin berkontribusi  membangun Indonesia yakni Indonesia satu.

Dwi Urip Premono, Ketua Umum PIM dan Sekjend PMKIT mengungkapkan kesannya bhawa  Syaykh Al-Zaytun dengan semua karya-karya merupakan bentuk kemadirian yang sudah diejawantahkan untuk mencapai Indonesia  yang diimpikan gemah ripah loh jinawi kerto toto raharja murah tanpa tinuku urip tanpa tinandur. .

Kebersamaan dan komunikasi adalah kunci untuk menghilangkan kecurigaan dan menurut apa yang dilihat dan dirasakan Pdt Harsato Adi Ketum API bahwa Saykh Panji jelas warnanya nasionalis kebangsaan. Hal itu bisa dilihat  dengan apa yang dikerjakan melalui karya nyata di Pompes bahkan saat ini sedang membangun sebuah kapal yang ditargetkan 50 kapal yantg dipusatkan di Eretan Wetan Indramayu. Karena Kapal multifungsi baik sebagai penjaga kedaulatan Negara dan pengggerak ekonomi terutama pemberdayaan nelayan sebagai ciri khas bangsa Indonesia sebagai seorang pelaut karena luas wialayah Indonsia memag sebagian besar laut yang belum banyak diberdayakan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *