Bekasi, Kilometer.co.id- Dalam sebulan terakhir Pemerintah Indonesia bersama-sama dengan masyarakat tengah berjuang melawan panemi Covid-19 (Corona Virus Disease-19). Indonesia mejadi satu dari 190 negara di dunia yang terpapar virus ini.
Tiap negara memiliki model penanganan tersendiri untuk menghadapi virus jenis baru ini, atau yang lebih dikenal sebagai SARS Cov-2. Setiap penanganan disesuaikan dengan kondisi geografis maupun ekonomi negara masing-masing.
Dalam menghadapi bencana non alam ini Ketua Umum Vox Point Indonesia, Yohanes Handojo Budisedjati menyarankan pemerintah untuk lebih gencar mengampanyekan social distancing, di mana setiap warga harus mengisolasi diri di rumah.
“Kalaupun bepergian harus memperhatikan jarak antara satu orang dengan yang lain paling tidak satu atau dua meter, itupun dengan pertimbangan kalau memang penting. Saya menganjurkan dan ini sudah ada bukti di Cekoslowakia, orang keluar rumah harus memakai masker, terlepas orang itu sehat atau sakit,” kata penerima penghargaan Sahabat PEWARNA di Seminyak, Bali, beberapa waktu yang lalu.
Terkait adanya pandangan bahwa hanya orang yang sakit yang perlu mengenakan masker,menurutnya adalah sebuah pemahaman yang salah. Berdasarkan sejumlah referensi kesehatan yang bisa dipercaya, Handojo menilai penggunaan masker merupakan sebuah upaya pencegahan “untuk melindungi diri Saya dan melindungi Anda”.Karena menurutnya penggunan masker sebagai salah satu komponen Alat Pelindung Diri (APD) terbukti efektif melawan penularan virus.
“Saya misalnya kan tidak tahu apakah sudah mengandung virus itu atau tidak. Demikian pula dengan lawan bicara kita, katakan mereka tak memakai masker karena memang sulit didapat, maka kita terlindungi diri karena memakai masker. Tetapi sebaliknya jika kita mengandung virus itu tidak akan menularkan ke mereka juga, artinya mereka terlindungi. Saya tegaskan dan sangat penting jika keluar rumah pakailah masker,” tegasnya.
Ketika membahas peranan pemerintah dalam menghadapi virus ini, Handoyo meyakini bahwa pemerintah sudah dipenuhi dengan orang-orang pandai yang sudah berpikir maupun bekerja keras.
Dirinya lalu meminta melihat permasalahan ini secara jernih, bahwa untuk menghadapi virus seperti ini negara seperti Amerika Serikat cukup dibuat kewalahan. Padahal Amerika Serikat sendiri adalah sebuah negara yang sudah sangat maju. Fakta ini belum lagi ditambah dengan kondisi negara-negara di benua Eropa sepeti Italia, Perancis dan sebagainya, yang tidak mampu mengendalikan penyebaran virus corona di wilayah mereka masing-masing.
Namun di tengah situasi seperti saat ini, Handojo mengajak agar semua pihak menahan diri untuk tidak saling menyalahkan, tetapi terus mencoba mencari jalan yang terbaik demi.
“Jangan ada polemik-polemik tetapi bersama mencari jalan mengatasi pandemi corona ini,” harapnya.
Pria yang aktif di gerakan keberagaman ini menambahkan, andai imbauan social distancing dipatuhi saja oleh masyarakat bisa sangat mengurangi penyebaran. Tetapi persoalannya yang dihadapi saat ini adalah bagaimana orang harus tetap tinggal di rumah, tanpa mengenyampingkan realita bahwa masih ada kelompok strata sosial masyarakat yang hanya bisa mendapatkan bayaran atau upah yang hanya cukup menutupi kebutuhan hidup sehari saja. Dirinya menegaskan, fakta inilah yang harus mendapat sorotan dari pemerintah.
“Pemerintah harus segera menjangkau dan mempersiapkan solusinya untuk orang-orang yang strata kehidupannya seperti itu, agar menghindari adanya gejolak-gejolak sosial akibat frustasi karena tidak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” tegas Handojo.
Dia juga meminta agar pemerintah mempertimbangkan secara masak setiap kebijakan yang diambil, karena menurutnya jika gejolak sosial terjadi maka akan semakin memperparah keadaan perekonomian bangsa. “Karena dengan social distancing saja ekonomi sudah terganggu,” imbuhnya.
Langkah Terkoordinasi
Menindaklanjuti kondisi pandemi corona, Handojo turut menyerukan agar pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah-pemerintah daerah, hingga tingkat RT maupun RW untuk bergerak secara terarah.
Menurutnya peranan Lurah, Ketua RT dan Ketua RW sangat besar dalam mengatasi penyebaran virus. Sebagai contohnya, dirinya mengemukakan, jika memang ada salah satu wilayah RT atau RW diisolasi, maka pengurus RT dan RW harus segera bekerja keras untuk mendata siapa saja warganya yang harus bekerja, ataupun yang berhak mendapatkan distribusi bahan makanan.
“Warga yang seperti ini harus disubsidi pemerintah, jangan lagi hanya wacana-wacana tetapi dibutuhkan tindakan konkret. Jangan lagi ada kabar ada sekian APD-APD, nyatanya tenaga medis saja kekurangan alat. Stop wacana, lakukan langkah nyata,” pintanya.
Contoh teknisnya, tambah Handojo Budhisejati, bisa dengan cara pihak Kementerian Sosial yang medistribusikan bantuan lalu bergerak ke RT dan RW setempat. Tindakan inilah yang menurutnya paling tepat agar seruan social distancing itu bisa berjalan dengan baik.
“Sepanjang itu belum dilakukan jangan berharap bisa efektif seruan sosial distancing, karena orang keluar kan cari makan. Bagaimana kalau diam di rumah, tak ada makanan? Sekali lagi agar seruan social distancing itu efektif dan penyebaran virus corona dihentikan,” tegasnya.
Yang lebih penting menurutnya adalah bagaimana pemerintah juga mengerti kondisi dari masyarakatnya. Fakta membuktikan bahwa virus corona akan mati dengan sendirinya, namun hal tersebut akan berlaku pula bagi masyarakat yang kelaparan.
“Jadi jangan salahkan rakyat kalau tindakan konkret itu tidak ada, makanya pemerintah harus gerak cepat mengatasinya. Langkah yang paling efektif gerakan RT dan RW untuk mendata dan segera pemerintah menindaklanjuti memberikan bantuan kepada mereka yang memang sangat membutuhkan,” pungkas bapak yang juga bergerak di bidang agrobisnis ini.