Kilometer.co.id Bogor Hari kedua acara PGPI Togethers 46 th Anniversary Pastor Fellowship PGPI Provinsi DKI Jakarta yang berlangsung di Hotel Seruni, Cisarua, Bogor, pada Selasa (23/10) diisi sesi gathering senam bersama dan siang dilanjutkan sesi pembekalan membangun karakter (Building Unity Through Character) dibawakan trainer Fernando Conan.
Dalam sesi ini, Fernando menjelaskan setidaknya ada 4 tipe karakter yang diwakili empat warna. Pertama warna merah biasanya oangnya sigap, gercep, to the point dan lainnya. Mereka yang merah populasinya 3 persen di dunia. Kedua, kuning. Biasanya orang yang seru, antusias, jago meyakinkan orang. Kemudian ada hijau karakter ya lembut, sungkanisme berlebihan. Leader hijau tidak bisa memecat orang kalau di perusahaan. Berikutnya warna ungu. Biasa simbol warna ini pemikir, detail dan teliti.Biasanya mami ungu suku mengatur, semua diatur dengan detail.
“Intinya dari empat warna ini bukan maksud lebel. Tetapi bagaimana kita merespon. Tidak masalah apakah warnamu apa, tetapi semua itu buatan Allah. Karena kita diciptakan Allah menurut gambarnya,” paparnya.
Dijelaskan lebih jauh Fernando memang ada 4 type karakteristik unik manusia. Gabangun merah kuning biasanya aktif, merah ungu biasanya tugas, kuning hijau biasanya poeple dan ungu hijau biasanya cenderung pasif.
Kekuatan karakter merah adalah mandiri, berani ambil resiko, suka chalance, cepat ambil keputusan, percaya diri. Kekurangan biasnya kurang peka terhadap perasaan, dominan, suka maksa, suka intimidasi, suka berdebat, balak-balakan dan egois. Bukan berarti salah, tanda kuat punya spritualitas.
Sedangkan kekuatan kuning komunikatif, cepat membangun hubungan, antusias, manarik dan mempesona, ramah, tulus, terbuka, populer, humoris dan fleksibel. Kelemahan misalnya moody, tidak teliti, mudah janji lupa, suka berlebih, reaktif, pendengar kurang baik, banyak bicara, bombastis, cerobah, terburu-buru, banyak aktivitis, sering kurang sehat, sulit menyimpan rahasia dan boros.
Selanjutnya hijau, tenang, sabar, ramah, empati, pendengar baik, suka damai dan lainnya.Kelemahan malas, malu, ragu-ragu, tidak mau ambi resiko, pengikut dan mudah setuju. Kemudian ungu biasanya detail, teliti tepat, logis, penuh pertimbangan, tekun dll. Kelemahan sulit mengambil keputusan, pesimis, prefesionis.
Menurut trainer dan motivator ini, intinya dari semua ini adalah bagaimana kita melakukan responding. Dalam bahasa Alkitab sangkal diri pikul salib. Kapan bisa menempatkan diri, tahu kapan bisa berubah. Dalam konteks apa saya harus berubah.
“Jadi sekali lagi intinya bukan terkait labeling tapi bagaimana merespon sebagai anak tahun. Kita harus bisa jadi berkat. Artinya dikonteks-konteks tertentu kita bisa mengeluarkan sesuai dengan warna yang dibutuhkan.”
Ia mencontohkan ketika Paulus belum ketemu Tuhan karakter merah kuat, tetapi setelah ketemu Tuhan apa karakter berubah, tidak langsung tetap merah bercampur ungu.
Terkait dengan bicara etik. Etika bicara value atau nilai. Ini terkait dengan hubungan. Value itu bicara moral. Kemudian yang kedua bicara ethos. Ada orang yang etikanya bagus, misalnya senang melayani tetapi doa kurang, maka itu ethos kurang. Kalau bersama Tuhan maka keduanya, baik etik dan ethos sama-sama.
Apakah warna karakter ini dipengaruhi gender? Fernando menegaskan tidak mempengaruhi. Bagaimana usia mempengaruhi? Bisa saja tetapi tidak selalu tergantung. Sebab tua belum tentu dewasa, dewasa belum tentu tua. Pengalaman buruk masa lalu bisa menjadi ledakan velue yang luar biasa di masa sekarang.
Sesi ini berlangsung atraktif dan antausias karena para pendeta berlomba bertanya dan ingin tahu bagaimana mengenali dan membangun karakter. “Apapun warna Anda, sebagai hamba Tuhan harus membuka diri untuk krtikan karena itu akan membangun pelayanan dan jadi kekuatan untuk maju. Doa saya semoga PGI jadi berkat dan menyelematkan jiwa-jiwa yang sesat,” pungkasnya.