Kilometer-Alor-Siklon Tropis Seroja menerjang sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT). Siklon menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti di Flores Timur, Lembata, Kupang, Malaka Tengah dan Ngada, dan Alor Senin (5/4/2021), badai tersebut menghantam Kupang sejak Minggu (4/4/2021) sekitar pukul 24.00 WITA.
Bencana yang meluluhlantakan apa saja yang diterjangnya tentu menyisakan duka dan persoalan bagi para korban. Mendengar dan juga mendapatkan informasi tentang adanya korban akibat bencana Harti Hartidjah SE pemerhati ibu dan anak ini terpanggil untuk membantu mereka yang diterjang badai tepatnya di Alor.
Setiap ada bencana umumnya teman-teman atas kesadaran dan perhatian kepada sesama selalu bertanya ke pada dirinya apa akan turun untuk memberikan bantuan? Dan ini sama ketika terjadi bencana di Alor yang disebabkan angin siklon tersebut.
Teman-temannya juga menanyakan apa mau turun ke Alor membantu mereka, bak gayung bersambut karena sudah menjadi panggilan Harti ketika ada yang terkena bencana selalu respek untuk membatu, lantas Harti menjawab kepada teman-teman kalau memang akan turun ke lokasi bencana yakni Alor.
“Saya menginfokan ke kawan baik yang di organisasi sayap di mana saya bernaung di partai, teman-teman di Group Kongkow dan juga teman-teman lainnya, kalau saya akan mengunjungi tempat bencana di Alor, puji Tuhan responnya luar biasa bahkan teman yang ada di sayap partai langsung menunjuk saya jadi coordinator untuk kunjungan tersebut”, saksinya.
Dalam proses perjalanan setelah terkumpul bantuan yang akan disalurkan terang Harti ada kendala sedikit, di mana penerbangan sempat terhenti, namun setelah kembali dibuka penerbangan tak menyia-nyiakan waktu langsung seketika berangkat untuk menyaksikan langsung para korban bencana angin siklon dan sekaligus memberikan bantuan kepada mereka di pelosok Alor Propinsi NTT.
“Pertama datang di lokasi saya sangat prihatin atas kerusakan dan kondisi pasca bencana angin siklon di Alor’, ujar ibu yang terpanggil dalam pelayanan kesehatan masyarakat ini.
Dalam kunjungan membagikan bantuan tim yang terdiri dari empat orang ini ada 11 titik tempat yang dibagikan bantuanya, antaranya Pertama, pembagian sarung untuk Sholat, desa Dulolong Kecamatan ALOR Barat Laut. Kabupaten. Alor. Kedua pembagian bantuan korban bencana. Dusun 2 Desa Waisika Kecamatan ALOR Timur laut. Kabupaten. Alor.
Dilanjutkan pembagian bantuan. Sekolah Menengah Theologia Kristen (SMTK) ALOR. Kokar, Kelurahan. Adang Kecamatan. Alor Barat Laut Kab. Alor, Keempat, pembagian bantuan. Pondok pesantren Cijantung. Kelurahan Binongko Kecamatan. Teluk Mutiara Kabupaten Alor, Kelima, pembagian bantuan. Panti Asuhan Damian, Kelurahan. Kalabahi Tengah kecamatan. Teluk Mutiara. Kabupaten. Alor.
Keenam pembagian bantuan. Gereja Wesleyan Indonesia. Watatuku kelurahan Welai Timur kecamatan Teluk Mutiara kabupaten Alor, Ketujuh, pembagian bantuan. Desa Malaipea Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor, Ke delapan, pemberian bantuan. Kabailu, Desa Kelaisi Tengah, Kecamatan Alor Selatan. Kabupaten Alor, Kesembilan, pembagian kursi roda. RSUD Kalabahi Alor, Kesepuluh, Kupang dan kesebelas di Labuan Bajo. Adapun bantuan yang diberikan berupa pakaian, sepatu dan lain sebagainya.
Memprihatinkan sekaligus bangga
Kondisi dimana tempat berkunjung selain letaknya memang di pelosok. Kabupaten Alor NTT juga sangat memprihatinkan, di mana banyak rumah-rumah yang roboh bahkan tidak berbekas, mereka saat ini tinggal bersama-sama keluarga. Namun disisi lain ada yang membanggakan di mana ada sebuah sekolah menampung anak-anak yang sebetulnya putus sekolah lalu ada relawan guru yang mengajar dan mendidik mereka.
Terlihat guru-guru yang mengajar tanpa ada gaji itu tetap semangat memberi diri untuk mendidik anak-anak tersebut. Luar biasanya anak-anaknya ini pintar dan cerdas, bahkan ada yang menjadi juara kimia tingkat Kabupaten Alor, prestasi ini sangat membanggakan dengan kondisi yang memprihatinkan tetapi mampu berprestasi.
Ada lagi yang sangat membuat hati trenyuh, dalam kondisi yang sedang berduka cita karena menjadi korban keganasan angin siklon yang memporakporandakan daerahnya tetapi anak-anak dan warganya masih nampak sukacita, terutama anak-anak masing terlihat riang dan yang paling menganggumkan adalah kejujuran anak-anak tersebut.
“Saya kan bertanya kepada anak-anak siapa yang belum sikat gigi, spontan yang belum gosok gigi angkat tangan tanpa malu malu lalu diberikan ke mereka sikat gigi dan odol, di lain kesempatan bertanya kembali siapa yang belum gosok gigi tak ada yang angkat tangan, padahal kalau ada yang angkat tangan dapat hadiah, inilah yang saya rasakan kejujuran itu ada pada mereka”, terangnya serius.
Dengan kondisi masyarakat yang sangat baik dan jujur dan ada semangat memberi diri pada sesama, terutama dalam pendidikan dan kesehatan masyarakat, Harti mengajak dan berharap ada pemerhati maupun pemerintah memberikan supportnya kepada mereka terutama di bidang pendidikan dan kesehatan tersebut.
Seperti misalnya memberikan dukungan kepada guru-guru yang selama ini mengajar tanpa ada imbalan, kemudian bisa juga membantu alat-alat tulis, laptop serta perlengkapan lainnya.
“Saya yakin kalau ada yang memberikan perhatian kepada mereka anak-anak di sana akan bertambah cerdas dan bagus”, ujarnya yakin.
Harti melanjutkan bahwa berdasarkan apa yang dlihat dan diperhatikan selama seminggu di Alor ada beberapa hal yang menjadi perhatiannya antaranya sekolah, kesehatan dan juga kebesihan, sekalipun dalam hal kebersihan kalau melihat anak-anak kesannya kotor karena memang jauh dari sumber air. Bukan karena malas mandi dan lain sebagainya tetapi karena air menjadi persoalan.
Harti berharap agar semua pihak dalam hal ini pemerintah bisa memikirkan tentang ketersediaan air tersebut, karena masih ada di beberapa desa yang memang sangat sulit airnya,
Untuk memajukan masyarakat Alor, pemerintah harusnya mengalokasikan anggaran untuk pemberdayaan masyarakat memanfaatkan hasil pertanian juga hasil kerajinan tenun yang sangat bagus. Dengan adanya anggaran pelatihan bagi masyarakat akan memajukan daerah tersebut karena dari hasil pertanian serta kerajinan yang meningkat.
Diakui memang untuk tempat pelatihan tenun sudah dilakukan oleh camat namun anggarannya sangat terbatas sehingga belum menghasilkan regenrasi penenun-penenun muda.
Ketika ditanyakan peran gereja di Alor Harti sangat yakin bahwa peran gereja sangat nyata dalam kehidupan bermasyarakat seperti gereja sigap dalam membantu mereka, selain itu sikap ramah jujur dan sikap menerima orang lain secara terbuka itu adalah buah dari pelayanan gereja, tutupnya.