Kilometer.co.id, Tangsel-Masalah sampah serta pengelolaannya menjadi sorotan kampanye Rahayu Saraswati yang berpasangan dengan H. Muhamad, Rahayu sebagai calon wakil walikota Tangsel ini menegaskan masalah lingkungan seperti kemacetan lalu lintas dan kali Jaletreng yang tercemar limbah industri pada awal Agustus 2020 lalu, menjadi perhatiannya.
Di mana Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel yang bertugas saat itu bahkan mengaku kecolongan atas pencemaran yang terjadi. Bahkan, dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang tak berbeda jauh dengan Tangerang Kota, Tangsel hanya mampu memiliki puluhan armada sampah dan sekitar 150 pesapon.
“Anggaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangsel sebesar Rp.107 miliar, memiliki 40 armada sampah, dan 150 tenaga pesapon, ini jelas tidak mumpuni. Sementara Kota Tangerang dengan anggaran Rp.172 miliar memiliki 460 armada sampah dan 653 tenaga pesapon’, tukasnya serius.
Lebih mencengangkan lagi, Kota Tangerang berhasil membukukan retribusi sampah sebesar Rp. 15 miliar. Sangat miris dengan retribusi sampah Tangsel yang hanya sejumlah Rp. 3.25 miliar, sangat jauh sekali dengan Tangerang,” jelasnya, untuk itu perlu ke depan ditingkatkan pengelolaan sampah agar masyarakat mendapat tambahan dari hasil sampah yang akan di daur ulan, tegas Saras yang konsen didunia anak dan perempuan ini.
Maka itu saras yang mengusung motto Tangsel untuk semua dengan mengusung misi dari singkatan Tangsel artinya, T untuk transparan, A adalah akuntabel, N maksudnya nyata pengabdian dan kerjanya dan G adalah totong royong, yang tujuannya adalah terwujudnya S ialah Sejahtera Warganya, E itu Elok Kotanya dan L adalah Luhur Budinya”, terang putri dari pengusaha sukses Hasyim Djoyohadikusumo ini.
Untuk mewujudkan Tangsel yang ramah Saras juga akan membudayakan transportasi dengan sepeda, dengan transportasi yang sudah terintegarasi diharapkan setiap orang yang mau ke kantir dan sebagainya dengan mengendarai sepeda ke setiap stasiun maupun hal-halte angkutan publik.