Kilometer.co.id Waingapu, Teriknya mentari tak menyurutkan semangat masyarakat dan peserta sidang raya ke 17 Persekutuan Gereja gGreja di Indonesia SR-PGI yang berlangsung di Puru Kambera, Sumba Timur NTT, Jumat 8/11/19.
Pembukaan sidang yang dihadiri sepuluh ribuan masyarakat dan peserta sidang yang hadir dari berbagai penjuru tanah air ini berlangsung dilapangan terbuka di pinggiran pantai Puru Kambera. Namun berdasaran penelusuran Kilometer.co.id masyarakat Sumba yang begitu antusias menyambut Presiden pilihan mereka terpaksa kecewa karena presiden yang dinantikan ternyata tak hadir dalam pembukaan siding raya ini.
Kekecewaan tersebut juga terbesit dari Bupati Sumba Timur ketika diwawancarai tentang acara pembukaan SR PGI mengayakan disisi lain bangga karena saudara-saudara seiman datang dari penjuru Indonesia bisa hadir di Sumba ini, namun kekecewaan juga ketika presiden tak hadir. Bahkan panitia sudah menyia[kan kuda putih yang dipelihara sejak kecil sebagai penyambutan presiden.
Namun apa yang terjadi presidenpun tak hadir, demikian pula panitia seperti Leo Kotte masyarakat sudah menyiapkan begitu rupa penyambutan presiden namun apa presidenpun tak datang.
Lain dengan Marjiyo ketua salah satu ketua sinode mungkin karena sudah tidak membutuhkan suara lagi sehingga presiden tak hadir padahal bicara dukungan umat Kristen hampir 90 persen mendukung, entah ada agenda apa, perhelatan umat Kristen terbesarpun dia tak menyempatkan hadir.
Sementara dalam sambutan utusan presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo dalam hal ini diwakili menteri Hukum dan Ham Prof.. Yasona Laoly, membuka secara resmi ditandai dengan pemukulan gong. Namun sebelum dibuka secara resmi pebukaan SR_PGI diadakan ibadah pembuka yang disampaikan oleh pendeta dari tuan rumah yakni Gereja Kristen Sumba (GKS) yang menyoroti tentang adanya persudaraan dan terus mengajak peserta untuk mewaspadai adanya radikalisme.
Yasona yang membacakan sambutan di depan peserta dan masyarakat Sumba dengan mengajak menyikapi era globalisasi era 4:0, dengan mengingatkan kembali tentang pendidikan Zending dulu yang menghasilkan manusia-manusia unggul demikian juga di era keterbukaan ini gereja juga harus segera menyesuaikan diri dalam memanfaatkan era globalisasi ini.
Memang era globalisasi bak pedang bermata dua satu sisi bisa mengoyak persatuan, namun sebagai bangsa tidak pernah takut menghadapi persaingan, untuk itu perlu segera membuat inovasi-inovasi dalam mengisi era global tersebut.
Terkait adanya radikalisasi peran gereja diharapkan turut membantu dalam menjaga dan menekan adanya gerakan radikalisme.
Pembukaan SR PGI Ke 17 juga menampilkan beberapa atraksi seperti tarian khas Sumba, tarian perang asli Sumba Timur, paduan suara dan juga solois menambah gempita dalam perayaan pembukaan sidang raya tersebut.
Pdt. Henriette Lebang ketua umum PGI dalam kata sambutannya mengucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Sumba yang telah menjadi tuan dan nyonya yang baik sepanjang Sidang raya yang mulai tanggal 3 Nov hingga ini. Semenjak diadakannya sidang perempuan dan pemuda di Sumba Barat, Sidang MPL dan Pra sidang di Sumba Tengah di kini puncaknya dalam sidang raya di Sumba Timur.
“Saya juga mengucapkan terimakasih atas kehadiran semua ketua sinode yang hadir dalam SR PGI Ke 17 baik dalam sidang pemuda dan perempuan, sidang MPL PGI hingga sidang raya ini”, ujarnya bangga,
Menarik sesuai janji panitia yang akan memberikan kuda putih kepada presiden, benar saja janji tersebut ditepati dengan memberikan kuda putih sebagai tunggangan presiden yang saat itu panitia yang diwakilkan ketua sinode GKS langsung menyerahkannya kepada utusan presiden menteri hukum dan HAM Yasona Laoly.
SR-PGI dengan tema Aku adalah yang Awal dan Akhir Wahyu 22: 13 di mana dalam sidang ini akan membahas bagaimana memanfaatkan kekayaan alam Sumba dengan sebaik mungkin, tenun Sumba dengan sulaman yang warni warni ini bisa semakin mengeratkan adanya kebersamaan dan keberagaman d Sumba.
Sementara Bupai Sumba Timur Gideon Mbilijora menyampaikan kepada utusan presiden bahwa masyakat Sumba berhasil memenangkan Presiden Jokowi dalam Pilpres 2019 yang lalu.
Tentu saja sebagai tuan dan nyonya Rumah Gideon juga menyapaikan selamat datang kepada semua peserta yang hadir, sembari memohon maaf apalabila ada kekuarangan dalam penyambutan.
Terlepas dari suksesnya acara pembukaan yang dihadiri oleh Gubernur NTT Viktor Laskodat, semua Bupati kepuluan Sumba, Gubernur Sulut Oly Dodonkambay, beberapa anggota DPD RI, DPR RI dan juga DPRD Prov Sumba.