PGLII Beri Penghargaan Bagi Panitia GA-WEA

Jakarta, kilometer.co.id- Penyelenggaraan General Assembly of World Evangelical Alliance (GA-WEA), atau Sidang Umum Aliansi Injili Dunia yang dihelat pada 7 hingga 13 November berlangsung sukses. Selaku tuan rumah, Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) telah menunjukan peforma terbaiknya dalam melayani delegasi dari 92 negara peserta.

Sebagai ungkapan syukur atas suksesnya penyelenggaraan acara tersebut, pada Senin petang (25/11/2019) Pengurus Pusat PGLII mengadakan ibadah pengucapan syukur sekaligus apresiasi yang diberikan kepada Host Committee (panitia pelaksana). Acara ini diselenggarakan di Financial Club, Graha CIMB Niaga, Jakarta Selatan.

Membuka ibadah syukur dengan sesi renungan, Ketua Umum Pengurus Pusat PGLII Pdt. Dr. Ronny Mandang mengangkat bahasan dengan tema “Belajar Melihat ke Dalam”. Pada kesempatan itu dia mengajak tamu yang hadir untuk membuka pokok bahasan yang diambil dari kitab Wahyu, yang bercerita tentang proses penyendirian Yohanes ketika berada di Pulau Patmos.

Renungan tersebut dibawakan oleh Pdt. Ronny sebagai sebuah refleksi atas keadaan Yohanes yang menyendiri, jauh dari hiruk pikuk keramaian. Dalam keadaan yang menyendiri itulah justru Yohanes mendapat kesempatan untuk melihat Allah. Menurutnya, di masa-masa itulah Yohanes kemudian menerima penglihatan untuk kemudian menuliskan kitab Wahyu.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan GA-WEA, Pdt. Ronny berpesan soal perlunya gereja mempersiapkan diri di tengah masa kesendirian untuk melihat apa yang tidak disaksikan oleh banyak orang.

“Nah keramaian dari General Assembly itu, apakah kita mau bilang itu sudah berakhir atau kelak akan bersambung, to be continue? Tetapi keramaian ini sekarang (sudah) tidak kita lihat lagi. Berarti kita harus mempersiapkan diri untuk melihat sesuatu yang tidak dilihat oleh banyak orang,” jelasnya.

Sementara itu Ketua Host Committee GA-WEA, Pdt. Anton Tarigan, dalam sambutannya menguncap syukur atas kesuksesan dari penyelenggaraan GA-WEA di Indonesia. Menurutnya kesuksesan yang diraih merupakan sebuah anugerah dari Tuhan sekaligus jawaban atas doa-doa dari panitia selama ini.

Dia lalu bercerita soal rutinitas doa pagi dan puasa yang dilakukan oleh panitia, berbulan-bulan sebelum GA-WEA dihelat. Dirinya lalu bersaksi bahwa melalui ketekunan doa, Anton beserta timnya menjadi saksi langsung bagaimana mujizat Tuhan terjadi sebagai jawaban atas pergumulan dari para panitia WEA.

“Empat bulan sesudah kami ditunjuk, kami belum punya apa-apa. Walaupun kami terus berdoa, tapi sepertinya Tuhan agak jauh. Sampai akhirnya suatu hari kami memutuskan untuk berdoa lebih  pagi dari biasanya. Dan saat itulah, bahkan sebelum ibadah doa selesai, hari itulah kami menerima begitu banyak mujizat. Mujizat demi mujizat kami terima, apa yang telah empat bulan lebih kami doakan seolah hari itu Tuhan merobohkan tembok-temboknya (Tuhan jawab). Dan itu membuat kami kagum dengan Tuhan,” tutur Pdt. Anton.

Di kesempatan itu pula Ketua Majelis Pertimbangan PGLII Pdt. Dr. Solfianus Reimas ikut menyampaikan pujiannya atas kerja keras segenap panita. Hal itu mengingatkannya akan sebuah prinsip hidup yang selama ini dipegang oleh hamba Tuhan asal Maluku, itu.

“Saya mau mendorong kita sekalian bahwa untuk pekerjaan Tuhan, saya punya prinsip we do our best and God will do the rest. Kaolau kita telah melakukan porsi kita dengan baik dan penuh tanggungjawab, Tuhan akan menyempurnakan,” jelasnya.

Acara ibadah pengucapan syukur kemudian dilanjutkan dengan pemberian tanda apresiasi kepada seluruh panitia dan donatur yang telah bersama-sama menyukseskan GA-WEA. Apresiasi diberikan di antaranya kepada segenap tim pendukung GA-WEA, salah satunya adalah tim transportasi yang diketuai oleh Jacob Pratama. Apresiasi diberikan dalam bentuk pengalungan medali dan penyerahan plakat yang dilakukan secara bergantian oleh Pdt. Dr. Ronny Mandang, Pdt. Dr. Solfianus Reimas dan Pdt. Deddy Madong SH. (Ron)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *