JAKARTA, kilometer.co.id – Cita-cita mewujudkan Indonesia sebagai model kemajemukan dan saling menghormati berdasarkan asas Pancasila dinilai perlu terus diperjuangkan oleh segenap pihak, khususnya masyarakat kristiani. Salah satu kontribusi umat kristiani dalam pembangunan Indonesia dengan menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan berprestasi pada semua bidang.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Sinode Gereja Suara Kebenaran Injil (GSKI) Erastus Sabdono terkait HUT ke-74 Indonesia pada 17 Agustus 2019 di Jakarta.
Menurut dia, kemerdekaan Indonesia yang sudah diraih hingga saat ini perlu terus dibangun dengan nilai keberagaman dan ketegasan, keberanian aparat keamanan menindak pihak-pihak yang merongrong NKRI.
“Belum (ideal), makna kemerdekaan, saya bahkan putus asa melihat keadaan negeri kita ini yang makin jauh dari cita-cita bapak pendiri Bangsa Indonesia,” katanya.
Ia mengacu pada berbagai kondisi hukum, sosial, politik, dan ekonomi yang terjadi beberapa waktu belakangan ini. Saat ini di bidang politik, misalnya, mengentalnya politik identitas SARA yang mengarah pada ketegangan masyarakat. Di bidang sosial, masih dibutuhkan pelayanan terhadap masyarakat miskin perkotaan dan desa. Di bidang ekonomi, perlunya penambahan lapangan kerja baru, menekan konsumerisme terhadap produk-produk impor.
Menurut dia, umat kristiani harus terjun dalam berbagai isu yang berkembang dengan menjadi saksi yang hidup yakni, berprestasi dalam semua bidang. Kesaksian sebagai anak-anak Tuhan Yesus harus disampaikan dengan santun tanpa memperuncing perbedaan yang sudah ada. “Semangat kebangsaan harus terus dijaga antarsesama masyarakat Indonesia yang majemuk,” ujarnya.
Saat ini, menjaga keutuhan Indonesia berdasarkan Pancasila harus dipikul bersama oleh semua elemen bangsa. Oleh karena itu, pemerintah perlu diberi dukungan untuk menindak pihak-pihak yang ingin mengganti asas dan ideologi negara Pancasila dengan menyuarakan adanya penyimpangan di semua institusi pemerintahan, termasuk pendidikan yang mengarah pada simbol-simbol tertentu.