Jakarta, kilometer.co.id – Alan Christian Singkali, sebagai representasi dari Milenial Kristen mengatakan bahwa, “penguatan Pancasila sebagai pedoman Milenial harus di mulai dari rumah ibadah. Karena rumah ibadah sejatinya adalah pusat pemberdayaan umat.”
Dalam tradisi jemaat Kristen mula-mula, tempat ibadah adalah ruang di mana umat saling berbagi dan memberdayakan. Hari ini tempat ibadah riskan dengan penguasaan panggung elit semata, selain itu juga kadang menjadi tempat penyemaian radikalisme. “Oleh karena itu anak-anak muda lintas rumah ibadah harus berkolaborasi untuk memusatkan kembali rumah ibadah sebagai tempat pemberdayaan yang partisipatif,” pungkas Alan.
Sebagai salah satu inisiator, drg Muhammad Arief Rosyid yang mewakili Milenial Dewan Masjid Indonesia menyampaikan, “potensi besar pemuda harus disemai agar tak koyak dalam menjumpai dinamika apapun yang menjumpai bangsa ini, termasuk pasca Pilpres baru-baru ini”. Dalam mewujudkan itu Arief Rosyid mengatakan akan bekerja sungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang dipercayakan bangsa dan negara ini, khususnya pasca pengangkatan beliau menjadi anggota Pokja Pelayanan Kepemudaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Sejalan dengan itu, Muhammad Asrul, Sekretaris Jenderal Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) berpendapat bahwa penting mendorong Pancasila sebagai implementasi praktis dalam semangat lintas keagamaan di tengah-tengah polarisasi masyarakat.
Kegiatan ini dihadiri juga oleh perwakilan berbagai kelompok pemuda antara lain Lidya Natalia (mantan Ketua Umum PMKRI), Gede Hendra (PP KMHDI), Suprionoto Wijaya (Sekjen GEMABUDHI), Fauzul Adzim (PB PII), David Sitorus (Sekjen PP GMKI), dan Irfan Ahmad Fauzi (Ketum PP KAMMI).